Popular Post

Posted by : Hands October 02, 2015


       Kemampuan matematika pada anak diuji saat mereka telah memasuki usia sekolah. Mata pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran utama di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Bagi sebagian besar anak, matematika merupakan pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari (Buxton, 1984). Namun, kemampuan matematika pada anak ternyata dapat dipengaruhi oleh perkembangan mereka saat masih dalam kandungan.
       Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa kadar hormon ibu hamil akan memengaruhi kemampuan matematika anaknya di umur lima tahun. Hormon tersebut adalah tiroksin. Anak yang ketika dalam kandungannya hanya terpapar hormon tiroksin rendah, cenderung memiliki kemampuan matematika lebih rendah. Salah satu fungsi tiroksin yaitu untuk perkembangan otak dan kecerdasan, namun kebanyakan ibu tidak mengetahui hal tersebut.
       Martijn Finken, seorang Ahli Kesehatan Anak dari Universitas Kedokteran Amsterdam, melakukan studi berkelanjutan mengenai pengaruh kadar hormon tiroksin ibu hamil terhadap kemampuan matematika anaknya. Finken et. al, meneliti 1.196 pasangan ibu dan anak dari sejak mereka dalam kandungan sampai usia 5 tahun di Amsterdam, Belanda. Finken et. al, mengukur kadar tiroksin ibu hamil di minggu ke-12 masa kehamilan. Kemudian, dibandingkan dengan nilai aritmatika dan bahasa pada masing-masing anak mereka di usia 5 tahun. Hasil penelitian tersebut, anak yang lahir dari ibu dengan kadar tiroksin rendah saat masa kehamilan, memiliki kemampuan matematika yang lebih rendah.
       Menariknya, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pada nilai ujian anak-anak pada mata pelajaran bahasa. Menurut mereka, perkembangan bahasa anak mungkin lebih tergantung pada faktor-faktor keluarga seperti status sosial ekonomi dan responsif ibu.
       Penelitian ini rencananya akan terus dilanjutkan sampai anak-anak tersebut dewasa. Tes kemampuan intelegensi selanjutnya akan dilakukan saat mereka berusia 7 tahun. "Kami akan terus mengikuti perkembangan anak-anak tersebut untuk mengetahui apakah fenomena ini akan berlanjut sampai ke usia dewasa", kata Finken.
       Implikasi potensial dalam bidang pendidikan adalah kemungkinan diperlukan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak tersebut dalam hal matematika. Guru-guru di sekolah lagi-lagi ditantang untuk memberikan perhatian dan bantuan ekstra kepada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam matematika. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan guru dalam mengetahui kesulitan belajar matematika pada anak. Guru dituntut untuk lebih jeli dalam menelaah kesulitan belajar matematika pada setiap anak serta memberikan arahan yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Hal ini tentu saja cukup menguras energi dan pikiran bagi para guru, karena harus memberikan perhatian dan bantuan yang lebih pada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar matematika. Namun tentu saja itu masih menjadi tanggung jawab seorang guru, bukankah suatu kebahagian tersendiri apabila upaya guru dalam mencerdaskan siswa-siswanya terbayar dengan melihat mereka mengerti dan memahami pelajaran dengan baik?



Referensi :

Buxton. (1984). Learning in Mathematics. UK: University Press

Finken, J., Martijn, et. al. (2015). Maternal hypothyroxinaemia in early pregnancy and school performance in 5-year-old offspring. Journal of European Society for Paediatric Endocrinology. Amsterdam, Netherlands.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Google News - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -